Amal shalih
Amal Shalih : Amal dan pepecahan lainnya dari perkataan yang artinya segala sesuatu yang dikerjakan dengan maksud berbuat kebaikan. Membiasakan amal shalih itu sangatlah besar manfaatnya bagi diri kita sendiri maupun orang lain. Karena amal shalih itu mempunyai makna tersendiri dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya :
1. Memperoleh kebaikan maupun kebijaksanaan setiap kali kita melangkah.
2. mudah dihargai orang lain karena amal shalih tersebut.
3. Mudah dalam memilih prinsip hidup.
Amal Shalih mempunyai arti yang sangat luas. Apalagi dalam kehidupan bermasyarakat. Khususnya dalam pandangan agama yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Untuk kaumnya, karena membiasakan melakukan amal shalih itu sangatlah beragam caranya, diantaranya:
1. Membantu orang lain tanpa minta balasan
2. Sadaqoh di jalan Allah
3. Mengamalkan perbuatan kita dalam setiap perkataan.
Sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Firman Allah SWT. Dalam Q.S An-Nahl :97
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
” Barang siapa yang mengerjakan amal shalih baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dan apa yang telah mereka kerjakan”
Dalam Qur’an tersebut dijelaskan secara singkat bahwa setiap kebaikan sekecil apapun akan mendapatkan suatu balasan, karena Allah lah Maha Mengetahui apa yang hamba hamba-Nya kerjakan (1)
Contoh lain dari amal shalih sangatlah banyak sekali, karena amal shalih itu merupakan salah satu pada pondasi dari berdirinya Islam. Keragaman amal shalih itu lahir dari suatu kalangan-kalangan Nabi yang pernah mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari (2).
Suatu motivasi akan berdiri bijaksana apabila dalam cahaya (nurani) terpancarkan suatu perbuatan yang mencerminkan kepribadiannya setiap individu. Untuk menjalankan suatu amal shalih haruslah didasarkan pada suatu keikhlasan, serta ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Karena itulah unsur yang paling dominan untuk melakukan perbuatan yang sangat terpuji tersebut (3).
Perusak amal sholeh
Keimanan kepada Allah SWT memang bersifat amat pribadi. Nyaris tidak diketahui orang lain. Tapi amal saleh sangat terbuka di depan khalayak. Seseorang yang suka berbuat bajik dan baik, mudah dikenali. Begitu pula seseorang yang suka berbuat jelek dan salah, mudah diketahui.
Karena itu, gangguan terhadap amal saleh, mudah pula dideteksi sejak dini, sehingga dapat dihindarkan. Nabi Muhammad saw. memberi enam kriteria mengenai jenis-jenis sifat atau sikap yang dapat merusak amal saleh (tuhbitul amal) seseorang. Yaitu,
1) Istighalu bi uyubil khalqi. Sibuk mengurus kesalahan orang lain. Semua kesalahan orang lain, sekecil apa pun, diketahui. Tapi kesalahan sendiri, sebesar apa pun, dilupakan. Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak, kata peribahasa. Akibatnya, seseorang atau setiap orang sibuk mencari, mencatat, menggugat dan mempermasalahkan kesalahan orang lain. Sehingga persoalan tak beres-beres. Apalagi jika orang yang bersalah itu tidak mau menerima koreksi dari orang lain yang dianggapnya sama-sama punya kesalahan.
2) Qaswatul qulub, keras hati. Ini akibat dihinggapi anasir-anasir riya, ujub, takabbur dan hasud. Pemilik hati yang berpenyakit itu, sangat menganggu keharmonisan hidup bersama. Sebab selalu ingin menonjolkan diri ingin mendapat pujian (riya), menganggap remeh orang lain (takabbur), merasa hebat sendiri tanpa memerlukan orang lain (ujub), tak suka melihat orang lain punya kelebihan (hasud).
3) Hubbud dunya, cinta dunia. Sangat mementingkan materi, tanpa memedulikan urusan halal dan haram. Yang penting banyak uang, banyak kekayaan. Tanggung jawab di akhirat, bagaimana nanti. Yang penting, ambisi-ambisi duniawi terpenuhi. Sudah kaya raya, ingin mempunyai jabatan pula. Sudah meraih jabatan, ingin berkuasa pula. Begitu terus tak ada ujungnya.
4) Qillatul haya, tak punya rasa malu. Berbuat apa saja, termasuk melanggar hukum dan norma, acuh tak acuh saja. Korupsi, kolusi, nepotisme, dilakukan terang-terangan. Berbohong, manipulasi, menyembunyikan kebenaran, sudah menjadi kebiasaan. Berbuat mesum dan merusak etika tata krama, tanpa tedeng aling-aling. Berbagai alasan disediakan untuk melegitimasi hal-hal itu. Tapi semuanya tetap mengacu kepada ketiadaan rasa malu.
5) Thulul amal, panjang angan-angan. Mengumbar ambisi dan rencana tanpa ditunjang kesiapan perangkat yang memadai. Hanya mengandalkan fantasi dan untung-untungan. Siapa tahu ada invisible hand yang tiba-tiba datang mengulurkan bantuan untuk mewujudkan semua khayalan. Di tengah situasi dan kondisi hukum yang rancu, keadilan tidak merata, dan kejujuran hanya sebatas omong kosong, mungkin saja perilaku gambling dapat mendatangkan hasil di luar dugaan.
6) Dzalimu la yantahi, berbuat zalim tanpa henti. Dzalimu li nafsi (zalim kepada diri sendiri), yaitu merusak hak dan kewajiban diri sendiri sebagai hamba Allah SWT yang harus taat menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dzalimu lil insan, zalim kepada sesama manusia, selalu berbuat hal-hal yang merugikan orang lain. Dzalimu lillahi ta’ala, zalim kepada Allah SWT, membangkang kepada segala perintah-Nya untuk berbuat baik dan benar, serta melanggar larangan-Nya untuk menjauhi segala yang diharamkan. Sikap zalim terus-menerus ini, akan menjadi sumber bencana kehancuran tatanan hidup manusia dan kemanusiaan yang menyeluruh. Q.S. Yunus:13 menyatakan, kehancuran umat terdahulu disebabkan mereka terbiasa berbuat zalim.
Dengan mengenali enam jenis perusak amal saleh di atas, mudah-mudahan kita terhindar dari segala kerugian, baik di dunia maupun di akhirat. Wallahu a’lam.***
• B. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa amal shalih itu sangatlah dominan dari prinsip ajaran Islam serta merupakan pegangan hidup dalam memaknai langkah-langkah dimana setiap kita melangkah.
Amal shalih juga dapat berwujud dalam kehidupan sehari-hari diantaranya :
1. Membantu orang lain tanpa meminta balasan
2. Mengamalkan perbuatan di jalan Allah
Amal shalih juga merupakan motivasi untuk mendorong kita sehari- hari untuk melakukan kegiatan yang positif dan mencerminkan sikap serta nilai perbuatan kita dalam masyarakat.
• D. Daftar Pustaka
• - Kumadi. Drs. LKS. Aqidah Akhlaq. 2009
• - Arifin Salih. Amal Shalih dan kepribadiannya. Bandung : Gramedia Pustaka. 2007
• - Sanjaya. Prinsip amal Shalih. Jakarta : Putaka Kencana. 2001
• -seorang santri di Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut.